MAKALAH
HAKIKAT PERKEMBANGAN
PSIKOLOGI
Disusun guna memnuhi
tugas mata kuliah:
“Psikologi
Perkembangan”
Dosen pengampu:
“Drs. H. Moh. Hasyim
Afandi”
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Zainal Arifin
PRODI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
(PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM “MIFTAHUL ‘ULA”
(STAIM)
NGLAWAK – KERTOSONO
– NGANJUK
KATA
PENGANTAR
Dengan
segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
dalam bidang mata kuliah Psikologi Perkembangan dengan
judul “Hakikat Perkembangan
Psikologi”.
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan
baik itu dari penulisan, isi, dan lain sebagainya yang memang karena
keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran guna membangun pembuatan makalah untuk hari yang akan datang.
Demikian sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga
tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.
Nglawak, 7 Oktober 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................................ ii
Daftar Isi......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang....................................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.................................................................................................. 1
C.
Tujuan.................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakikat, Perkembangan,
dan Psikologi............................................... 2
B. Hakikat
Perkembangan dalam Psikologi............................................................... 5
C. Hakikat Perkembangan Psikologi menurut
beberapa Aliran................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................ 9
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai
objek ilmu pengetahuan, dan dibicarakannya dari sejak munculnya filsafat dan
ilmu, hingga sekarang dan pada masa mendatang, tidak pernah kehabisan materi
atau problematiknya. Telaah tersebut akan selalu saja menarik bagi manusia yang
mau mempelajarinya.Hal tersebut dapat terjadi karena kompleksitas manusia itu
sendiri sebagai objek garapan ilmu pengetahuan.
Termasuk juga
psikologi perkembangan yang memiliki objek garapnya adalah manusia, seringkali
menemukan problematika yang sangat menarik, malah terkadang cenderung terasa
berat untuk dipecahkan. Hal ini disebabkan karena kompleks dan uniknya manusia
baik ditinjau dari sudut pandang biologis maupun psikologis.
Apabila dikembalikan
pada konsep dasar keberadaan psikologi pekembangan yang merupakan ilmu
pengetahuan terapan, maka kepentingan penerapan ilmu tersebut sebaiknya diambil
jalan tengahnya untuk mengatasi kedua pertentangan pendapat tersebut,
konsep-konsep psikologi perkembangan perlu disadari bahwa : Tidak ada seorang
anakpun didunia yang memiliki kesamaan todal dengan lainnya. Konsepsi-konsepsi
didalam psikologi pekembangan bukanlah pembatasan mutlak atau pasti sifatnya.
Konsepsi-konsepsi yang ada hanyalah lebih bersifat garis-garis besar atau
pedoman umum yang berlaku bagi perkembangan kejiwaan anak.
Konsepsi atau
teori-teori tentang kejiwaan pada hakikatnya sangat banyak dan beragam sekali
sifat serta pandangannya, sebagaimana banyaknya kemungkinan perkembangan jiwa seorang
manusia yang kompleks dan unik. Untuk memudahkan mempelajari dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok pandangan disebut dengan istilah periodisasi
perkembangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat, perkembangan, dan psikologi?
2. Bagaimanakah hakikat perkembangan dalam psikologi?
3. Bagaimanakah hakikat perkembangan psikologi menurut beberapa aliran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hakikat, perkembangan, dan psikologi.
2. Untuk mengetahui hakikat perkembangan dalam psikologi.
3. Untuk mengetahui hakikat perkembangan psikologi menurut beberapa aliran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakikat, Perkembangan, dan Psikologi
Sebelum membahas mengenai apa hakikat yang
terdapat dalam psikologi pembelajaran, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai
makna hakikat itu sendiri. Sebab, akan sangat kesulitan untuk memahami hakikat perkembangan psikologi
tanpa memahami makna ketiga kata dalam kalimat tersebut. Oleh karenanya,
sangatlah penting diuraikan satu persatu dari ketiga kata tersebut.
1. Pengertian Hakikat
Secara sederhana hakikat
sering disamakan sebagai sesuatu yang mendasar, suatu esensi, yang substansial,
yang hakiki, yang penting, yang diutamakan dan berbagai makna yang sepadan
dengan pengertian tersebut. Akan tetapi, tidaklah cukup apabila hanya mengacu
kepada pengertian yang sederhana seperti demikian. Oleh karenanya, penting
sekiranya dilakukan kajian mendalam agar pemahaman mengenai hakikat dapat
dimengerti secara luas. Namun, dalam uraian ini tidak akan diberikan penjelasan
yang mendalam mengenai pengertian hakikat, karena dalam memahami hakikat juga
banyak pembahasan didalamnya.
Hakikat merupakan syarat
eksistensi. Lebih luas lagi beliau menguraikan bahwa hakikat tidak lain
adalah SESUATU yang mesti ada pada sesuatu yang
jikalau SESUATU itu tidak ada maka sesuatu itu pun tidak wujud.
Sesuatu yang digaris bawahi adalah simbol-simbol bereksistensi tapi
eksistensinya ditentukan dalam sesuatu yang huruf besar. Sesuatu yang ditulis
huruf besar itulah syarat yang menentukan adanya sesuatu yang digaris bawahi.[1]
Penjelasan diatas apabila
dirumuskan dapat diterangkan bahwa SESUATU ditambah sesuatu sama
dengan eksistensi, sedangkan sesuatu dikurangi SESUATU sama dengan non
eksistensi, atau bisa digambarkan sebagai berikut. (S+s = E) atau (s+S = NE).
Jadi, bisa dikatakan bahwa hakikat itu adalah sesuatu yang menjadi dasar
sesuatu, yang penting bagi keberadaan sesuatu. Dalam hal ini hakikat keberadaan
psikologi pembelajaran.
Sementara itu pengertian lain,
hakikat adalah berupa apa yang membuat sesuatu terwujud. Dengan kata lain
dapat dirumuskan, hakikat adalah unsur utama yang mengujudkan sesuatu. Hakikat
mengacu kepada faktor utama yang lebih fundamental. Faktor utama tersebut
wajib ada dan merupakan suatu kemestian. Hakekat selalu ada dalam keadaan
sifatnya tidak berubah-rubah. Tanpa faktor utama tersebut sesuatu tidak akan
bermakna sebagai wujud yang kita maksudkan. Karena hakekat merupakan faktor
utama yang wajib ada, maka esensi-nya itu tidak dapat dipungkiri atau
dinafikan. Keberadaannya (eksistensi-nya) itu di setiap tempat dan waktu tidak
berubah. Dengan kata lain hakikat itu adalah pokok atau inti dari yang ada.
Tidak akan pernah ada sebuah atribut jika tidak ada hakikat.[2]
Dua uraian tentang makna
hakikat diatas cukuplah mewakili pengertian hakikat secara sederhananya. Jadi,
dengan demikian dapat dikatakan bahwa hakikat merupakan makna sebenarnya dari
segala sesuatu yang menjadi dasar keberadaan sesuatu.
2.
Pengertian perkembangan
Perkembangan pada
dasarnya adalah perubahan kualitatif sesuatu hingga membuahkan hasil atau
manfaat bagi pihak lain. dapat diartikan pula sebagai perubahan kualitatif dari
fungsi-fungsi yang dimungkinkan adanya perubahan tingkah laku hasil belajar.
Para pakar psikologi perkembangan umumnya membatasi pandangan perkembangan
hanya ada perubahan yang mengarah pada reorganisasi kualitatif struktur
perilaku, keterampilan atau kemampuan.
Menurut pakar psikologi
perkembangan, perkembangan terdiri atas dua proses, yaitu integrasi dan
diferensiasi. Integrasi mengacu pada gagasan bahwa perkembangan terdiri atas
integrasi dari struktur yang paling dasar, yakni perilaku yang dimiliki
sebelumnya dengan perilaku baru, kepada struktur pada tingkat yang lebih
tinggi. Misalnya, bayi belajar untuk memperoleh objek yang telah dipelajari
untuk mengkoordinasikan berbagai keterampilan seperti mempertahankan postur
tubuh, menggerakkan tangan, mengkoordinasikan posisi tangan terhadap objek, dan
menggenggam objek. Sedangkan diferensiasi mengacu pada gagasan bahwa
perkembangan menunjukkan kemajuan kemampuan yang ditunjukkan secara berbeda
ketika menghadapi objek yang berbeda. Misalnya, ketika anak menggenggam benda
kecil akan berbeda caranya ketika harus menggenggam benda yang besar. Dengan
demikian perkembangan merupakan proses kombinasi antara integrasi dan
diferensiasi.
3. Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu psyche yang artinya jiwa dan logo artinya
ilmu. Maka, secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa atau lebih tepatnya ilmu
yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Tetapi, dalam sejarah
perkembangannya kemudian arti psikologi menjadi ilmu yang mempelajari tentang
tingkah laku manusia. Ini disebabkan karena jiwa yang mengandung arti abstrak
itu sangatlah sulit dipelajari secara obyektif. Kecuali itu keadaan jiwa
seseorang melatarbelakangi timbulnya hampir seluruh tingkah laku. [3]
Banyak pengertian mengenai
psikologi yang dikemukakan oleh para ahli, namun dalam uraian ini ada beberapa
pengertian psikologi, diantaranya:
a. Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang
aktivitas manusia (behaviorisme radikal).
b. Psikologi sebagai psikologi filsafat menurut
Plato sekitar pada tahun 400 SM adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat,
hakikat dan hidup jiwa manusia.
c. Psikologi menurut aliran ilmu-ilmu pengetahuan
alam/empiris dan rasionalisme abad XVII adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari kesadaran atau gejala-gejala kesadaran.
d. Psikologi menurut aliran psikologi-dalam (freudianisme) adalah
ilmu yang mempelajari baik gejala-gejala kesadaran maupun gejala-gejala
ketidaksadaran serta gejala-gejala dibawah sadar.
e. Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dalam mana individu
tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungan. Pelaksanaan secara ilmiah.
daripada psikologi dilakukan dengan jalan mengumpulkan dan mencatat serta
teliti tingkah laku manusia selengkap mungkin, dan berusa menjauhkan diri dari
segala prasangka. Sehingga orang mendapatkan jawaban yang tepercaya menganai
pelbagai pertanyaan teoritis dan praktis. ( Robert s. Wood-worth.)
f. Psikologi menurut Mac Dougall pada awal abad
ke-20 adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau human
behavior. Karena itu psikologi di golongkan dalam aliran behaviorism.
Aliran ini diwakili oleh tokoh-tokoth Mac Dougllas, Throndike, dan Waston dari
Amerika serikat, dan A.Pavlov serta Von Bechterew dari Rusia.
Istilah
“perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup
rumit dan kompleks. Didalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk
dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa
konsep lain yang terkandung di dalamnya, diantaranya: pertumbuhan, kematangan,
dan perubahan.
1. Perkembangan
(development)
Secara sederhana
Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-tern
changes in a person’s growth, feelings, patterns of thingking, social
relationships, and motor skills.” Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan
perkembangan sebagai:
a. perubahan
yang berkesinambungan dan progresif dalam organism, dari lahir sampai mati,
b. pertumbuhan,
c. perubahan
dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam
bagian-bagian fungsional,
d. kedewasaan
atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.”
Menurut Reni Akbar
Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses
perubahan dari potensi yang dimilki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga
tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan
kematian.”
Menurut F.J Monks,
dkk, (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang
lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali.
Perkembangan
menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.”
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang
menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi,
berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan belajar.”
2. Pertumbuhan
(growth)
Dalam konsep
perkembangan juga terkandung petumbuhan. Pertumbuhan (growth) sebenarnya
merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga
pengertiannya lebih biologis. C.P Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan
sebagai: satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh
atau dari organism sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan, (1997),
pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung,
seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan
pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai
akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.
3. Kematangan
(maturation)
Istilah
“kematangan”, yang dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, sering
dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan,
kematangan juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi.
Chaplin (2002)
mengartikan kematangan (maturation) sebagai:
a. perkembangan,
proses mencapai kemasakan/usia masak,
b. proses
pekembangan, yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah laku
khusus spesies (jenis, rumpun).
Menurut Davidoff
(1988), menggunakan istilah kematangan untuk menunjuk pada muculnya pola
perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasamani dan kesiapan susunan
saraf. Proses kematangan ini juga sangat bergantung pada gen, karena pada saat
terjadinya pertumbuhan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi tertentu untuk
perkembangan makhluk tersebut yang sudah lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini
dapat terlihat dari perjalanan perkembangan makhluk itu secara perlahan-lahan
di kemudian hari.
4. Perubahan
(change)
Secara garis besar
perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu dapat dibagi ke dalam
empat bentuk, yaitu:
a. Perubahan
dalam ukuran besarnya
Perubahan-perubahan
dalam bentuk dan ukuran ini terlihat dalam pertumbuhan jasamani dan
perkembangan mental seseorang.
b. Perubahan-perubahan
dalam proporsi
Pertumbuhan
fisik tidaklah terbatas pada perubahan-perubahan ukuran, tetapi juga pada
proporsi. Anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk kecil, melainkan
keseluruhan tubuhnya menunjukan proporsi-proporsi yang berbeda dengan orang
dewasa. Hal ini terbukti apabila tubuh seseorang bayi dibandingkan dengan tubuh
orang dewasa. Kemudian ketika anak mencapai usia puberitas, baru proporsi
tubuhnya mulai menyerupai orang dewasa. Perubahan proporsi juga tampak
dalam perkembangan mental.
c. Hilangnya
bentuk atau cirri-ciri lama
Jenis
perubahan ketiga yang terjadi dalam perkembangan individu adalah hilangnya
bentuk dan cirri-ciri tertentu dalam fisik dan mental.
d. Timbul
atau lahirnya bentuk atau cirri-ciri baru
Dengan
menghilangnya bentuk dan cirri-ciri lama yang tidak berguna lagi, maka timbullah
cirri-ciri dan bentuk perubahan-perubahan fisik dan mental yang baru.
C. Hakikat Perkembangan Psikologi menurut beberapa
aliran
Hakikat perkembangan psiokologi memiliki 7 aliran, antara lain sebagai
berikut :
1. Menurut Aliran Asosiasi
Terutama aliran ini dipelopori oleh John Locke, seorang ilmuwan dari
Inggris. Para ahli yang mengikuti aliran asoisasi ini berpendapat bahwa pada
hakikatnya perkembangan itu adalah proses asosiasi. Bisa diartikan,
proses asosiasi adalah terjadinya saling berhubungan, misalnya dalam hal kesan
atau pengertian tentang bagian-bagian hal tertentu dari suatu keseluruhan
sehingga dengan menghubungankan satu bagiandengan bagian yang lain itu, dalam
jiwa seseorang akhirnya terbentuk pengertian yang bulat tentang sesuatu
tersebut.
2. Menurut Aliran Neo-Asosiasi
Menurut Thorndike,
perkembangan itu pada hakikatnya merupakan kumpulan dari kebiasaan-kebiasaan
yang karena terus menerus dilakukan seseorang, akhirnya membentuk tingkah laku
tertentu yang bersikap kompleks tetapi khas baginya. Jadi yang terpenting dalam proses perkembangan,
bagi Thorndike adalah rentetan perkembangan kebiasaan, biarpun itu dalam bentuk
yang amat sederhana.
3. Menurut Aliran Gestalt
Gestalt artinya keseluruhan, Wertheimer, adalah pelopor utama aliran
ini. Menurutnya, perkembangan itu merupakan proses diferensiasi. Maksudnya,
proses memebedakan atau memisah-misah suatu keseluruhan menjadi bagian- bagian
yang lebih kecil. Bagi pengikut Gestalt yang primer adalah keseluruhan, sedang
bagian bagiannya menduduki tempat sekunder saja. Bagian bagian itu hanya
mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan, dan itupun dengan syarat harus
terjadi hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Yang lebih dahulu
adalah keseluruhan, dan baru kemudian menyusul bagian-bagiannya.
4. Menurut Aliran Neo-Gestalt
Tokohnya adalah
Kurt Lewin. Ia berpendapat bahwa hakikat perkembangan itu disamping proses
diferensiasi, juga merupakan proses stratifikasi yang berarti “lapisan” yaitu
proses terjadinya tingkat-tingkat atau pelapisan struktur jiwa seseorang. Bagi aliran ini jiwa seseorang digambarkan sebagai
terdiri dari lapisan-lapisan atau strata dan semakin lama semakin bertambah jumlahnya
5. Menurut Aliran Sosiologis
Mark Baldwin (1864-1934) adalah tokoh utama aliran ini. Menurut
pendapatnya, hakikat perkembangan itu tidak lain adalah proses sosialisasi.
Dengan demikian yang dimaksud sosialisasi adalah suatu proses dimana suatu
individu mulai menerima dan mnyesuaikan diri dengan tingkah laku masyarakat
disekitarnya atau dalam kalimat lain, sosialisasi adalah kegiatan “meniru”
(imitasi) yang dilakukan seorang anak terhadap orang dewasa
6. Menurut Aliran Freudianisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang ahli ilmu jiwa dalam, Sigmund Freud.
Menurut Freud perkembngan itu hakikatnya adalah proses internalisasi yaitu
timbulnya keinsyafan pada seseorang untuk mematuhi norma masyarakat sebagai
norma sendiri yang harus diindahkan.
7. Menurut Aliran Bio-Sosial
Tokoh utama aliran ini adalah Robert J. Havighurst. Menurut aliran ini
perkembangan itu pada hakikatnya adalah proses belajar. Semboyan aliran ini :
Living is learning and growing is learning. Bio artinya hidup atau kehidupan.
Sosial yaitu lingkungan(masyarakat) tempat seseorang itu hidup. Bisa dijelaskan
jalan pikiran aliran ini adalah sbd. Bahwa manusia itu, termasuk di dalamnya
anak-anak, adalah makhluk hidup. Karena hidup, maka perlu mempertahankan, atau
istilah lain mengisi dan memanfaatkan masa hidupnya yang dijatahkan oleh tuhan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hakekat
perkembangan atau istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi
merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Didalamnya terkandung
banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu
terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya,
diantaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
Dalam hal hakikat perkembangan terdapat perbedaan
pendapat di kalangan para ahli. Masing-masing mengemukakan konsepsi tersendiri,
berdasarkan latar belakang keahlian khusus, juga dipengaruhi oleh variasi
aliran psikologi yang mereka ikuti. Perbedaan hakekat perkembangan antara lain
menurut aliran-alirannya adalah menurut Aliran Asosiasi, Aliran Neo-Asosiasi,
Aliran Gestalt, Aliran Neo-Gestalt, Aliran Sosiologis, Aliran Freudian, dan
Aliran Bio-Sosial. Sementara untuk hakekat pertumbuhan, dalam konteks
perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami
bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada
perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif. Dengan demikian, istilah
“pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan
tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju
keruntuhannya. Sedangkan “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental
atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Latief, Juraid. 2006. Manusia, Filsafat dan Sejarah.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar.
2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Cetakan Keempat. Bandung, Penerbit Sinar
Baru Algensindo
Hurlock, Elizabeth B.
1978. Perkembangan Anak. Jilid 1, Edisi Keenam. Jakarta, Penerbit Erlangga.
Julias HR. 2010. Pengertian Hakikat. Diunduh pada pkl. 22.00
WIB. Senin, 7 Oktober
2019 melalui http://jalius12.wordpress.com/2010/12/06/pengertian-hakekat
Rifai, Achmad dan
Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press
Yusuf, Syamsu.
2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Cetakan Kesembilan. Bandung, PT
Remaja Rosdakarya Offset
[2] Julias HR., Pengertian Hakikat, 2010, http://jalius12.wordpress.com/2010/12/06/pengertian-hakekat/
1 comment:
Titanium Bike Frame | Motorhead - Tourist - Tatan
We also buy your bike titanium tent stakes today and you can use it apple watch titanium vs aluminum at an t fal titanium pan online range of shops and titanium vs ceramic trade-in. See the prices for the Titanium Bike titanium coating Frame.
Post a Comment