Social Icons

Membaca Adalah Salah Satu Sumber Pengetahuan,,,,,,, GOOD READ,,,

Featured Posts

Friday, March 20, 2020

MAKALAH HAKIKAT PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

MAKALAH
HAKIKAT PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

Disusun guna memnuhi tugas mata kuliah:
Psikologi Perkembangan

Dosen pengampu:
“Drs. H. Moh. Hasyim Afandi”

Description: index

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Zainal Arifin



PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “MIFTAHUL ‘ULA”
(STAIM)
NGLAWAK – KERTOSONO – NGANJUK

 

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dalam bidang mata kuliah Psikologi Perkembangan dengan judul Hakikat Perkembangan Psikologi”.
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan baik itu dari penulisan, isi, dan lain sebagainya yang memang karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Untuk itu  penulis mengharapkan kritik dan saran guna membangun pembuatan makalah untuk hari yang akan datang.
Demikian sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.




Nglawak, 7 Oktober 2019


Penulis



DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................................ ii
Daftar Isi......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang....................................................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
C.       Tujuan.................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Hakikat, Perkembangan, dan Psikologi............................................... 2
B.     Hakikat Perkembangan dalam Psikologi............................................................... 5
C.     Hakikat Perkembangan Psikologi menurut beberapa Aliran................................. 7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................................ 9
DAFTARPUSTAKA.................................................................................................... 10

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Manusia sebagai objek ilmu pengetahuan, dan dibicarakannya dari sejak munculnya filsafat dan ilmu, hingga sekarang dan pada masa mendatang, tidak pernah kehabisan materi atau problematiknya. Telaah tersebut akan selalu saja menarik bagi manusia yang mau mempelajarinya.Hal tersebut dapat terjadi karena kompleksitas manusia itu sendiri sebagai objek garapan ilmu pengetahuan.
Termasuk juga psikologi perkembangan yang memiliki objek garapnya adalah manusia, seringkali menemukan problematika yang sangat menarik, malah terkadang cenderung terasa berat untuk dipecahkan. Hal ini disebabkan karena kompleks dan uniknya manusia baik ditinjau dari sudut pandang biologis maupun psikologis.
Apabila dikembalikan pada konsep dasar keberadaan psikologi pekembangan yang merupakan ilmu pengetahuan terapan, maka kepentingan penerapan ilmu tersebut sebaiknya diambil jalan tengahnya untuk mengatasi kedua pertentangan pendapat tersebut, konsep-konsep psikologi perkembangan perlu disadari bahwa : Tidak ada seorang anakpun didunia yang memiliki kesamaan todal dengan lainnya. Konsepsi-konsepsi didalam psikologi pekembangan bukanlah pembatasan mutlak atau pasti sifatnya. Konsepsi-konsepsi yang ada hanyalah lebih bersifat garis-garis besar atau pedoman umum yang berlaku bagi perkembangan kejiwaan anak.
Konsepsi atau teori-teori tentang kejiwaan pada hakikatnya sangat banyak dan beragam sekali sifat serta pandangannya, sebagaimana banyaknya kemungkinan perkembangan jiwa seorang manusia yang kompleks dan unik. Untuk memudahkan mempelajari dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok pandangan disebut dengan istilah periodisasi perkembangan.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan hakikat, perkembangan, dan psikologi?
2.    Bagaimanakah hakikat perkembangan dalam psikologi?
3.    Bagaimanakah hakikat perkembangan psikologi menurut beberapa aliran?

C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian dari hakikat, perkembangan, dan psikologi.
2.    Untuk mengetahui hakikat perkembangan dalam psikologi.
3.    Untuk mengetahui hakikat perkembangan psikologi menurut beberapa aliran.



BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Hakikat, Perkembangan, dan Psikologi
Sebelum membahas mengenai apa hakikat yang terdapat dalam psikologi pembelajaran, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai makna hakikat itu sendiri. Sebab, akan sangat kesulitan untuk memahami hakikat perkembangan psikologi tanpa memahami makna ketiga kata dalam kalimat tersebut. Oleh karenanya, sangatlah penting diuraikan satu persatu dari ketiga kata tersebut.
1.    Pengertian Hakikat
Secara sederhana hakikat sering disamakan sebagai sesuatu yang mendasar, suatu esensi, yang substansial, yang hakiki, yang penting, yang diutamakan dan berbagai makna yang sepadan dengan pengertian tersebut. Akan tetapi, tidaklah cukup apabila hanya mengacu kepada pengertian yang sederhana seperti demikian. Oleh karenanya, penting sekiranya dilakukan kajian mendalam agar pemahaman mengenai hakikat dapat dimengerti secara luas. Namun, dalam uraian ini tidak akan diberikan penjelasan yang mendalam mengenai pengertian hakikat, karena dalam memahami hakikat juga banyak pembahasan didalamnya.
Hakikat merupakan syarat eksistensi. Lebih luas lagi beliau menguraikan bahwa hakikat tidak lain adalah  SESUATU yang mesti ada pada sesuatu  yang jikalau SESUATU itu tidak ada maka sesuatu  itu pun tidak wujud. Sesuatu yang digaris bawahi adalah simbol-simbol bereksistensi tapi eksistensinya ditentukan dalam sesuatu yang huruf besar. Sesuatu yang ditulis huruf besar itulah syarat yang menentukan adanya sesuatu yang digaris bawahi.[1]
Penjelasan diatas apabila dirumuskan dapat diterangkan bahwa SESUATU ditambah sesuatu sama dengan eksistensi, sedangkan sesuatu dikurangi SESUATU sama dengan non eksistensi, atau bisa digambarkan sebagai berikut. (S+s = E) atau (s+S = NE). Jadi, bisa dikatakan bahwa hakikat itu adalah sesuatu yang menjadi dasar sesuatu, yang penting bagi keberadaan sesuatu. Dalam hal ini hakikat keberadaan psikologi pembelajaran.
Sementara itu pengertian lain, hakikat  adalah berupa apa yang membuat sesuatu terwujud. Dengan kata lain dapat dirumuskan, hakikat adalah unsur utama yang mengujudkan sesuatu. Hakikat mengacu kepada  faktor utama yang lebih fundamental. Faktor utama tersebut wajib ada dan merupakan suatu kemestian. Hakekat selalu ada dalam keadaan sifatnya tidak berubah-rubah. Tanpa faktor utama tersebut sesuatu tidak akan bermakna sebagai wujud yang kita maksudkan. Karena hakekat merupakan faktor utama yang wajib ada, maka esensi-nya itu tidak dapat dipungkiri atau dinafikan. Keberadaannya (eksistensi-nya) itu di setiap tempat dan waktu tidak berubah. Dengan kata lain hakikat itu adalah pokok atau inti dari yang ada. Tidak akan pernah ada sebuah atribut jika tidak ada hakikat.[2]
Dua uraian tentang makna hakikat diatas cukuplah mewakili pengertian hakikat secara sederhananya. Jadi, dengan demikian dapat dikatakan bahwa hakikat merupakan makna sebenarnya dari segala sesuatu yang menjadi dasar keberadaan sesuatu.
2.    Pengertian perkembangan
Perkembangan pada dasarnya adalah perubahan kualitatif sesuatu hingga membuahkan hasil atau manfaat bagi pihak lain. dapat diartikan pula sebagai perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi yang dimungkinkan adanya perubahan tingkah laku hasil belajar. Para pakar psikologi perkembangan umumnya membatasi pandangan perkembangan hanya ada perubahan yang mengarah pada reorganisasi kualitatif struktur perilaku, keterampilan atau kemampuan.
Menurut pakar psikologi perkembangan, perkembangan terdiri atas dua proses, yaitu integrasi dan diferensiasi. Integrasi mengacu pada gagasan bahwa perkembangan terdiri atas integrasi dari struktur yang paling dasar, yakni perilaku yang dimiliki sebelumnya dengan perilaku baru, kepada struktur pada tingkat yang lebih tinggi. Misalnya, bayi belajar untuk memperoleh objek yang telah dipelajari untuk mengkoordinasikan berbagai keterampilan seperti mempertahankan postur tubuh, menggerakkan tangan, mengkoordinasikan posisi tangan terhadap objek, dan menggenggam objek. Sedangkan diferensiasi mengacu pada gagasan bahwa perkembangan menunjukkan kemajuan kemampuan yang ditunjukkan secara berbeda ketika menghadapi objek yang berbeda. Misalnya, ketika anak menggenggam benda kecil akan berbeda caranya ketika harus menggenggam benda yang besar. Dengan demikian perkembangan merupakan proses kombinasi antara integrasi dan diferensiasi.

3.    Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche yang artinya jiwa dan logo artinya ilmu. Maka, secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa atau lebih tepatnya ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Tetapi, dalam sejarah perkembangannya kemudian arti psikologi menjadi ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia. Ini disebabkan karena jiwa yang mengandung arti abstrak itu sangatlah sulit dipelajari secara obyektif. Kecuali itu keadaan jiwa seseorang melatarbelakangi timbulnya hampir seluruh tingkah laku. [3]
Banyak pengertian mengenai psikologi yang dikemukakan oleh para ahli, namun dalam uraian ini ada beberapa pengertian psikologi, diantaranya:
a.    Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang aktivitas manusia (behaviorisme radikal).
b.    Psikologi sebagai psikologi filsafat menurut Plato sekitar pada tahun 400 SM adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat dan hidup jiwa manusia.
c.    Psikologi menurut aliran ilmu-ilmu pengetahuan alam/empiris dan rasionalisme abad XVII adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kesadaran atau gejala-gejala kesadaran.
d.   Psikologi menurut aliran psikologi-dalam (freudianisme) adalah ilmu yang mempelajari baik gejala-gejala kesadaran maupun gejala-gejala ketidaksadaran serta gejala-gejala dibawah sadar.
e.    Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dalam mana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungan. Pelaksanaan secara ilmiah. daripada psikologi dilakukan dengan jalan mengumpulkan dan mencatat serta teliti tingkah laku manusia selengkap mungkin, dan berusa menjauhkan diri dari segala prasangka. Sehingga orang mendapatkan jawaban yang tepercaya menganai pelbagai pertanyaan teoritis dan praktis. ( Robert s. Wood-worth.)
f.     Psikologi menurut Mac Dougall pada awal abad ke-20 adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau human behavior. Karena itu psikologi di golongkan dalam aliran behaviorism. Aliran ini diwakili oleh tokoh-tokoth Mac Dougllas, Throndike, dan Waston dari Amerika serikat, dan A.Pavlov serta Von Bechterew dari Rusia.
    


B.  Hakikat Perkembangan Psikologi
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Didalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya, diantaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
1.    Perkembangan (development)
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-tern changes in a person’s growth, feelings, patterns of thingking, social relationships, and motor skills.” Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai:
a.    perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organism, dari lahir sampai mati,
b.    pertumbuhan,
c.    perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional,
d.   kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.”
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimilki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.”
Menurut F.J Monks, dkk, (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan belajar.”
2.    Pertumbuhan (growth)
Dalam konsep perkembangan juga terkandung petumbuhan. Pertumbuhan (growth) sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih biologis. C.P Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai: satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organism sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung, seperti panjang atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.
3.    Kematangan (maturation)
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, sering dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan, kematangan juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi.
Chaplin (2002) mengartikan kematangan (maturation) sebagai:
a.    perkembangan, proses mencapai kemasakan/usia masak,
b.    proses pekembangan, yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun).
Menurut Davidoff (1988), menggunakan istilah kematangan untuk menunjuk pada muculnya pola perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasamani dan kesiapan susunan saraf. Proses kematangan ini juga sangat bergantung pada gen, karena pada saat terjadinya pertumbuhan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi tertentu untuk perkembangan makhluk tersebut yang sudah lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini dapat terlihat dari perjalanan perkembangan makhluk itu secara perlahan-lahan di kemudian hari.
4.    Perubahan (change)
Secara garis besar perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu dapat dibagi ke dalam empat bentuk, yaitu:
a.    Perubahan dalam ukuran besarnya
Perubahan-perubahan dalam bentuk dan ukuran ini terlihat dalam pertumbuhan jasamani dan perkembangan mental seseorang.
b.   Perubahan-perubahan dalam proporsi
Pertumbuhan fisik tidaklah terbatas pada perubahan-perubahan ukuran, tetapi juga pada proporsi. Anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk kecil, melainkan keseluruhan tubuhnya menunjukan proporsi-proporsi yang berbeda dengan orang dewasa. Hal ini terbukti apabila tubuh seseorang bayi dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Kemudian ketika anak mencapai usia puberitas, baru proporsi tubuhnya  mulai menyerupai orang dewasa. Perubahan proporsi juga tampak dalam perkembangan mental.
c.    Hilangnya bentuk atau cirri-ciri lama
Jenis perubahan ketiga yang terjadi dalam perkembangan individu adalah hilangnya bentuk dan cirri-ciri tertentu dalam fisik dan mental.
d.   Timbul atau lahirnya bentuk atau cirri-ciri baru
Dengan menghilangnya bentuk dan cirri-ciri lama yang tidak berguna lagi, maka timbullah cirri-ciri dan bentuk perubahan-perubahan fisik dan mental yang baru.

C.  Hakikat Perkembangan Psikologi menurut beberapa aliran
Hakikat perkembangan psiokologi memiliki 7 aliran, antara lain sebagai berikut :
1.    Menurut Aliran Asosiasi
Terutama aliran ini dipelopori oleh John Locke, seorang ilmuwan dari Inggris. Para ahli yang mengikuti aliran asoisasi ini berpendapat bahwa pada hakikatnya perkembangan itu adalah proses asosiasi. Bisa diartikan, proses asosiasi adalah terjadinya saling berhubungan, misalnya dalam hal kesan atau pengertian tentang bagian-bagian hal tertentu dari suatu keseluruhan sehingga dengan menghubungankan satu bagiandengan bagian yang lain itu, dalam jiwa seseorang akhirnya terbentuk pengertian yang bulat tentang sesuatu tersebut.
2.    Menurut Aliran Neo-Asosiasi
Menurut Thorndike, perkembangan itu pada hakikatnya merupakan kumpulan dari kebiasaan-kebiasaan yang karena terus menerus dilakukan seseorang, akhirnya membentuk tingkah laku tertentu yang bersikap kompleks tetapi khas baginya. Jadi yang terpenting dalam proses perkembangan, bagi Thorndike adalah rentetan perkembangan kebiasaan, biarpun itu dalam bentuk yang amat sederhana.
3.    Menurut Aliran Gestalt
Gestalt artinya keseluruhan, Wertheimer, adalah pelopor utama aliran ini. Menurutnya, perkembangan itu merupakan proses diferensiasi. Maksudnya, proses memebedakan atau memisah-misah suatu keseluruhan menjadi bagian- bagian yang lebih kecil. Bagi pengikut Gestalt yang primer adalah keseluruhan, sedang bagian bagiannya menduduki tempat sekunder saja. Bagian bagian itu hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan, dan itupun dengan syarat harus terjadi hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Yang lebih dahulu adalah keseluruhan, dan baru kemudian menyusul bagian-bagiannya.
4.    Menurut Aliran Neo-Gestalt
Tokohnya adalah Kurt Lewin. Ia berpendapat bahwa hakikat perkembangan itu disamping proses diferensiasi, juga merupakan proses stratifikasi yang berarti “lapisan” yaitu proses terjadinya tingkat-tingkat atau pelapisan struktur jiwa seseorang. Bagi aliran ini jiwa seseorang digambarkan sebagai terdiri dari lapisan-lapisan atau strata dan semakin lama semakin bertambah jumlahnya
5.    Menurut Aliran Sosiologis
Mark Baldwin (1864-1934) adalah tokoh utama aliran ini. Menurut pendapatnya, hakikat perkembangan itu tidak lain adalah proses sosialisasi. Dengan demikian yang dimaksud sosialisasi adalah suatu proses dimana suatu individu mulai menerima dan mnyesuaikan diri dengan tingkah laku masyarakat disekitarnya atau dalam kalimat lain, sosialisasi adalah kegiatan “meniru” (imitasi) yang dilakukan seorang anak terhadap orang dewasa
6.    Menurut Aliran Freudianisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang ahli ilmu jiwa dalam, Sigmund Freud. Menurut Freud perkembngan itu hakikatnya adalah proses internalisasi yaitu timbulnya keinsyafan pada seseorang untuk mematuhi norma masyarakat sebagai norma sendiri yang harus diindahkan.
7.    Menurut Aliran Bio-Sosial
Tokoh utama aliran ini adalah Robert J. Havighurst. Menurut aliran ini perkembangan itu pada hakikatnya adalah proses belajar. Semboyan aliran ini : Living is learning and growing is learning. Bio artinya hidup atau kehidupan. Sosial yaitu lingkungan(masyarakat) tempat seseorang itu hidup. Bisa dijelaskan jalan pikiran aliran ini adalah sbd. Bahwa manusia itu, termasuk di dalamnya anak-anak, adalah makhluk hidup. Karena hidup, maka perlu mempertahankan, atau istilah lain mengisi dan memanfaatkan masa hidupnya yang dijatahkan oleh tuhan.



BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Hakekat perkembangan atau istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Didalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya, diantaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
Dalam hal hakikat perkembangan terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ahli. Masing-masing mengemukakan konsepsi tersendiri, berdasarkan latar belakang keahlian khusus, juga dipengaruhi oleh variasi aliran psikologi yang mereka ikuti. Perbedaan hakekat perkembangan antara lain menurut aliran-alirannya adalah menurut Aliran Asosiasi, Aliran Neo-Asosiasi, Aliran Gestalt, Aliran Neo-Gestalt, Aliran Sosiologis, Aliran Freudian, dan Aliran Bio-Sosial. Sementara untuk hakekat pertumbuhan, dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif. Dengan demikian, istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju keruntuhannya. Sedangkan “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.




DAFTAR PUSTAKA

Abdul Latief, Juraid. 2006. Manusia, Filsafat dan Sejarah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Cetakan Keempat. Bandung, Penerbit Sinar Baru Algensindo
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jilid 1, Edisi Keenam. Jakarta, Penerbit Erlangga.
Julias HR. 2010. Pengertian Hakikat. Diunduh pada pkl. 22.00 WIB. Senin, 7 Oktober 2019 melalui  http://jalius12.wordpress.com/2010/12/06/pengertian-hakekat
Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press
Yusuf, Syamsu. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Cetakan Kesembilan. Bandung, PT Remaja Rosdakarya Offset




[1] Juraid Abdul Latief, Manusia, Filsafat dan Sejarah, 2006, hlm. 14
[3] Prof. Dr. Singgih Dirgagunarsa, Pengantar Psikologi, 1983, Cetakan ke-2, hlm. 9