Social Icons

Friday, July 13, 2012

PENGANTAR FILSAFAT


PENGANTAR FILSAFAT
BAB I
PENDAHULUAN

I.I. LATAR BELAKANG
Setiap makhluk hidup itu memiliki ilmu pengetahuan, baik manusia.hewan, bahkan malaikat juga memiliki ilmu pengetahuan. Tetapi pengetahuan yang di miliki manusia bersifat dinamis, terus berkembang dari zaman ke zakan, karena manusia mempunyai kemampuan mencerna pengalaman,merenung, merefrensi, menelaah, dan meneliti dalam upaya memahami lingkungannya. Dalam praktiknya kegiatan ini sering tumpang tindih , seperti terlihat ketika kita berusaha memecahkan masalah yang kompleks.
Didalam filsafat itu adalah sebagai cikal bakal atau induk dari ilmu pengetahuan . tetapi tidak hanya itu. Namun, disamping itu filsafat juga merupakan metode berfikir. Karena inti dari filsafat itu sendiri adalah berfikir, yakni berfikir yang kritis, rasional, analitis,  sistematis, dan radikal. Maka banyak hal yang di jumpai dan di hadapi manusia yang perlu ditanyakan, diragukan, dan kemudian dipikirkan.
Filsafat adalah keraguan. Untuk menghilangkan keraguan diperlukan kejelasan, mengejar kejelasan berarti harus berjuang dengan gigih mengeliminasi segala sesuatu yang tidak jelas, yang kabur, gelap, bahkan juga yang serba rahasia dan berupa teka-teki . jelas terlihat bahwa berfilsafat sesungguhnya merupakan suatu perjuangan untuk mendapatkan kejelasan untuk seluruh realitas. Karena perjuangan untuk mencari kejelasan seluruh realitas . karena perjuangan untuk mencari kejelasan tersebut adalah salah satu sifat dasar filsafat.


I.2. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah sebagai berikut:
I.2.I. Apa pengertian dari filsafat?
I.2.2. Apa yang dimaksud dengan klasifikasi filsafat?
I.2.3. Apa saja cirri-ciri berfikir filsafat?
I.2.4. Bagimana sejarah lahirnya sejarah filsafat?
I.2.5. Apa kedudukan filsafat dalam pengetahuan?
I.2.6. Apa hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu lain?
I.2.7. Dimana munculnya filsafat?
I.2.8. Apa kegunaan filsafat itu?

1.3. TUJUAN MASALAH
        Tujuan masalah dalam makalah ini adalah:
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian filsafat
1.3.2. Untuk mengetahui klasifikasi filsafat
1.3.3. Untuk mengetahui cirri-ciri berfikir fisafat
1.3.4. Untuk mengetahui sejarah lahirnya filsafat
1.3.5. Untuk mengetahui kedudukan filsafat dan pengetahuan
1.3.6. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu lain
1.3.7. Untuk mengetahui munculnya filsafat
1.3.8. Untuk mengetahui kegunaan filsafat

BAB II
PEMBAHASAN

2.I. PENGERTIAN FILSAFAT
Kata filsafat atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa arab, yang juga diambil dari bahasa yunani,philosopia,. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata (philia = persahabatan,cinta, dsb ) dan shopia (“kebijaksanaan”).sehingga arti hurfiahnya adalah seorang “penanta kebijaksanaan atau ilmu”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang dalam mendalami bidang filsafah disebut “filsuf” .definisi kata filsafatbisa dikatakan merupakan sebuah probema falsafati pula. Tetapi palin tidak bias dikatakan bahwa “ filsfah itu kira-kira  merupakan studi daripada arti dan berlakunya kepercayaan manusia pada sisi yang paling dasar dan universal” . pengertian dari filsafat yaitu berfikir secara radikl,sistematik dan universal terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada, dengan kata lain filsafat berarti berfikir secara radikal atau bias dikatakan mendasar,mendalam sampai keakar-akarnya untuk mencapai suatu kebenaran universal atau tidak khusus serta tidak parsial.

2.2. KLASIFIKASI FILSAFAT
Klasifikasi adalah suatu hal yang mana sesuatu tersebut berfungsi untuk memisahkan atau dipilah atau ditempatkan disesuatu yang sesuai dengan keadaan tersebut.
Diseluruh dunia, banyak orang yang menanyakan pertanyaan yang sama membangun tradisi filsafat, menanggapi dan meneruskan banyak karya- karya sesame mereka. Oleh karena itu filsafat bias di klasifikasikan menurut daerah geografis dan budaya. Pada dewasa ini filsafat bias dibagi menjadi:  “ filsafat barat ” , “ filsafat timur ” dan “ filsafat timur tengah ” . “ filsafat barat adalah ilmu yang biasa di pelajari secara akademis di universitas-universitas di eropa dan didaerah jajahan mereka.” Filsafat ini berkembang dari tradisi orang yunani kuno. Plato, Aristoteles ,Thomas Aquinas, Rene deskartes, Immanuel kant, george hegel, Arthur sehopen haver, karl heinrichmark dan jean paul Sartre. “filsafat timur” adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di asia , khususnya di India, tiongkok dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah cirri khas filsafah timur adalah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Meskipun hal ini kurang lebih juga bisa dikatakan untuk filsafat barat, terutama diabad pertengahan, tetapi di dunia barat filsafat ’an sich’ masih lebih menonjol dari pada agama.
“filsafat timur tengah” ini sebenarnya mengambil tempat yang istimewa . sebab dilihat dari sejarah , para filsuf dan tradisi ini sebenarnya bisa dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi filsafat barat, sebab ahli filsuf  timur tengah yang pertama –pertama adalah orang-orang arab atau orang-orang islam (dan juga beberapa oreang yahudi) yang menaklukkan di daerah laut tengah dan menjumpai kebudayaan yunani dengan tradisi falsafi mereka. Lalu mereka menerjemahkan dan memberikan komentar terhadap karya-karya yunani.
Dalam banyak literatur filsafat mutakhir , klasifikasi tahap sejarah filsafat barat di bagi menjadi empat tahab penting, yaitu filsafat klasik , abad pertengahan , modern, dan kontemporer.
Pembagian tersebut sekaligus menyempurnakan karya agungnya Bertrand russell, History of western philosophy, yang menyatakan tiga tahap penting . sejarah filsafat barat, yaitu: tahap filsafat kurna , filsafat katolik, dan filsafat modern.

2.3.CIRI-CIRI BERFIKIR FILSAFAT
Berfilsafat adalah berpikir. tetapi berpikir bukan barfilsafat. Berfikir yang dikatakan berfikir adalah apabila berpikir itu mengandung 3 ciri-ciri, yaitu berfikir.


1.    Radikal
Radikal berasal dari radix (bahas yunani). Bererti akar. Berfikir radikal, berfikir sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung, sampai kepada konsekuensinya yang terakhir. Berfikir itu tidak setengah-setengah tidak berhenti ditengah jalan, tetapi terus sampai ke ujungnya. Tidak ada yang tahu, tidak ada yang suci , tidak ada yang terlarang bagi perpikir yang radikal itu .
Berpikir radikal tidak berarti hendak mengubah, membuang atau menjungkir balikkan segala sesuatu, melainkan dalam arti yang sebenarnya, yaitu berpikir secara mendalam untuk mencapai akar persoalan yang di permasalahkan . berpikir radikal justru hendak memperjelas realitas lewat penemuan serta pemahaman akar-akar relitas itu sendiri.
2.    Berpikir Sistematis
Berpikir sistematis adalah berpikir logis, yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan penuh urutan yng bertanggungjawab dengan saling hubungan  yang teratur..
3.    Berpikir Universal
Yang umum, berpikir universal tidak berpikir khusus, terbatas pada bagian-bagian tertentu, tapi mencakup keseluruhannya, yang universal adalah yang mengenai keseluruhan. Berfikir tentang manusia tidak hanya mengenai manusia Indonesia, manusia Afrika, manusia Eropa, tapi manusia sebagai makhluk. Lawan umum (universal) ialah khusus. Perkara yang khusus masuk lapangan ilmu.

2.4. SEJARAH LAHIRNYA FILSAFAT
Setiap pemikiran manusia selalu memiliki sejarah sendiri-sendiri dan biasanya selalu terkait dengan pula kebudayaan yang melengkapinya.
Bertrand Russell (1946), dalam bukunya History of western philosophy, menengarai munculnya filsafat di Yunani tersebut akibat kemahiran bangsa yunani dalam merajut dan menyempurnakanperadaban besar lainnya pada saat itu seperti mesir dan Mesopotamia.
Peradaban Yunani bisa dikatakan sukses menginspirasi peradaban lain untuk merebut peran perubahan kearah gerakan pencerahan dan membangun peradaban yang agung dan luhur. Namun demikian, bila kita telusuri jejak peradaban yunani tersebut bukan tanpa kendala. Buktinya, pada awal perkembangannya sebagian orang terus menggugat dan melantarkan pertanyaan kritis mesti kesannya biasa-biasa saja. Sekitar abad ke 17 SM , di yunani mulai berkembang suatu pendekatan yang sama sekali berlainan dibanding masa-masa sebelumnya, yaitu pendekatan filsafat. Sejak saat itulah yang mulai mencari jawaban rasional tentang berbagai problem yang dihadapi, termasuk neragam masalah mengenai alam semesta.
Peristiwa munculnya filsafat di Yunani terbilang sebagai peristiwa unik dan ajaib (the greek miracle) . hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor yang mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafat di yunani kuno.
Di era filsafat klasik ini, khazanah pemikiran filsafat dibagi menjadi dua zaman, yakni : pra-Socrates dan zaman keemasan.  

2.5. KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM PENGETAHUAN
Ada pengetahuan yang dimiliki oleh manusia dapat dibagi dalam dua jenis. Yang pertama yang berasal dri manusia sendiri , yang kedua yang berasl  dari luar manusia. Jenis pengetahuan kedua dianggap atau dipercayai berasal dari pencipta manusia dan alam diistalahkan wahyu .
Al-Kindi menyebut pengetahuan jenis kedua itu pengetahuan Ilahi, yang dasarnya keyakinan dan jenis pertama, pengetahuan manusiawi , yang dasarnya pemikiran. Jadi ada jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan manusia dan pengetahuan Tuhan .
Cara berfikir filsafat telah mendobrak pintu dan tembok tradisi dan kebiasaan, bahkan telah menguak Mitos dan Mite serta kemudian meninggalkan cara berpikir mistis. Pada saat yang sama, filsafat juga  telah berhasil mengembangkan cara berpikir rasional, luas dan mendalam ,teratur dan terang, integral dan kohern, logis, kritis, dan analitis. Karena itu, ilmu pengetahuanpun semakin bertumbuh subur dan menjadi dewasa.
Sebagai ilmu yang terbatas , filsafat tidak hanya menyelidiki suatu bidang tertentu dari realitas tertentu saja. Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan tentang seluruh kenyataan yang ada. filsafatpun selalu mempersoalkan Hakikat, prinsip dan asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat dipertimbangkannya, termasuk filsafat itu sendiri.
Keterbatasan filsafat itulah yang amat berguna bagi ilmu pengetahuan. Akan tetapi, dengan keterbatasannya itu, filsafat sanggup memeriksa, mengevaluasi, mengkoreksi dan lebih menyempurnakan prinsip-prinsip dan asas-asas yang melandasi berbagai ilmu pengetahuan itu.    

2.6. HUBUNGAN FILKSAFAT DENGAN ILMU-ILMU LAIN
1.    Hubungan Filsafat dengan Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan. Tetapi ada berbagai pengetahuan, dengan “pengetahuan ilmu”  dimaksud pengetahuan yang pasti, eksak dan betul-betul terorganisasi. Jadi pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan tersusun baik.
Ada beberapa macam-macam ilmu:
1. Ilmu praktis
2. Ilmu praktis normatif
3. Ilmu praktis positif
4. Ilmu spekulatif- ideografis
5. Ilmu spekulatif- nomotesis
6. Ilmu spekulatif- teoritis
 Hubungan antara ilmu dengan pengetahuan itu sama-sama mencari pengetahuan dan pengetahuan yang dicari adalah pengetahuan yang benar.


2.    Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan
Kebudayaan adalah cara berpikir dan cara merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan social dalam suatu ruang dan suatu waktu.
Soal kebudayaan adalah soal manusia. Maju selangkah lagi dapat kita katakan, bahwa manusialah yang berkebudayaan.
·           Peranan filsafat dalam aspek-aspek kebudayaan.
Bagaimana posisi dan peranannya terhadap kebudayaan yang menyeluruh, demikian pola terhadap segi-segi kebudayaan social,ekonomi, politik, ilmu, teknik dan seni. Selama pemikiran kita terkait oleh fakta-fakta social, ekonomi, politik hokum, teknik seni dan lain-lain. Kita berada dimedan ilmu. Tetapi pemikiran kita menjangkau lebih jauh, untuk itu ia melepaskan dari fakta, kita memasuki lapangan filsafat.

3.    Hubungan Filsafat Dan Agama
Agama adalah Gam , yang berarti pergi atau berjalan. Kata Agama dalam bahasa Indonesia, kabur dan kacau pengertiannya. Umumnya ia diekuivalenkan orang dengan religi, kata religi sebagai istilah ilmu telah tertentu artinya.
Ada 3 religi yang ditemukan pada tiap religi, yaitu:
1. Percaya kepada yang kudus
2. Melakukan hubungan dengan yang kudus, itu dengan Ritus (upacara), kultus (pemujaan) dan permohonan.
3. Doktrin tentang yang kudus dan hubungan itu.
Biasanya ada ciri yang keempat yaitu sikap hidup yang di tumbuhkan oleh ke-3 ciri tersebut.
Apabila yang kudus itu dipercayaisebagai pribadi, yakni Tuhan (God), maka kata religi dalam bahasa belanda berubah menjadi God sdienst ( kebaktian kepada tuhan ).
Ditengah-tengah kekaburan dan kekacauan pengrtian Agama baiklah kita identikkan agama itu dengn religi, sehingga ke-4 ciri tersebut menjadi pertanda pula bagi agama.

2.7. MUNCULNYA FILSAFAT
Filsafat terutama filsafat barat muncul di yunani semenjak kira-kira abad ke-7 S.M. filsafat munculketika orang-orang mulai berpikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia dan lingkungan disekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak didaerah beradap lain kata itu seperti Babilonia, yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti didaerah lainnya tidakada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
     Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf adalah Thales dan Mileta, sekrang di pesisir barat turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah Guru Plato, sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanylah “komentar-komentar karya plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat. Sejarah filsafat barat bisa dibagi menurut pembagian berikut: filsafat klasik, abad pertengahan, modern dan kontemporer.
     Filsafat abad pertenghan lazim disebut filsafat Skolastik. Belakangan kata skolastik menjedi istilah bagi ilsafat pada abad 9-15 yang mempunyai corak khusus, yaitu filsafat yang dipengruhi agama. Filsafat barat abad pertengahan (476-1492 M) juga dapat dikatakan sebagai abad gelap.
     Untuk mengetahui corak pemikiran filsafat abad pertengahan, perlu dipahami karakteristik dan cirri khas pemikiran filsafatnya.
Beberapa karakteristikyang perlu dimengerti adalah:
1. Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja
2. Berfilsafat didalam lingkungan ajaran Aristoteles.
3. Berfilsafat dengan tolongan Augustinus.
     Abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya menggiring manusia kedalam kehidupan atau sistem kepercayaan yang picik dan fanatic. Dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta. Karena itulah perkembangan ilmu pengetahuan terhambat.
2.8 KEGUNAAN FILSAFAT
 Jan Handrik Rappar membagi kegunaan filsafat ke dalam dua yakni bagi ilmu pengetahuan dan bagi kehidupan sehari-hari.
  1. Ilmu Pengetahuan
Tatkala filsafat lahir dan mulai tumbuh, ilmu pengetahuan masih merupakan bagian yang tak terpisahkan dari filsafat. Bagi mereka, ilmu pengetahuan itu adalah filsafat, dan filsafat adalah ilmu pengetahuan. Dengan demikian, jelas terlihat bahwa pada mulanya filsafat mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan.
Cara berfikir filsafat telah mendobrak pintu dan tembok-tembok tradisi dan kebiasaan, bahkan telah menguak mitos dan mite serta kemudian meninggalkan cara berfikir mitos. Pesartnya perkembanfgan ilmu pengetahuan tersebut telah membuat manusia mulai percaya bahwa ilmu pengetahuan benar-benar  mahakuasa. Manusia semakin terpaku oleh pesona ilmu pengetahuan, dan hal itu telah membuat begitu banyak orang mendewakan ilmu pengetahuan. Bagimereka, ilmu pengetahuan adalah segalanya.
  1. Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Meskipun filsafat itu abstrak,bukan berarti ia sama sekali tidak bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari yang konkrit. Kendati tidak memberi petunjuk praktis tentang bagaimana bangunan yang artistik dan elok, filsafat sanggup membantu manusia dengan memberi pemahaman tentang apa itu artistik dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai kehidupan yang diperoleh lewat pemahaman itu akan menjadi patokan utama bagi pelaksanaan pekerjaan pembangunan tersebut.
Dengan demikian, filsafat menggiring manusia ke pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas.
  1. Cabang-Cabang Filsafat
Setiap ahli filsafat mempunyai pembagian filsafat dalam tiga masalah utama:
a.    lingkungan masalah-masalah keadaan (metafisika manusia, alam, dan segala ciptaan tuhan).
b.    Lingkungan masalah-masalah pengetahuan (teori kebenaran, teori pengetahuan dan logika)
c.    Lingkungan masalah-masalah nilai (teori nilai, etika, estetika, moral, yang bernilai berdasarkan relegi).
DeVos, dalam E.N.S.I.E. (Earste Nederlandse Systematich Ingeriche Encyclopadie),
Menggolongkan cabang-cabang filsafat sebagai berikut.
a.         Metafisika
b.         Logika
c.         Ajaran tentang ilmu pengetahuan
d.        Filsafat alam
e.         dsb
dan masih banyak lagi pembagian lain yang ditawarkan oleh para filsuf. Akan tetapi, saat ini pada umumnya filsafat dibagi dalam 6 bidang studi atau cabang. Yaitu: Epistimologi, metafisika, logika, etika, estetika, dan filsafat-filsafat khusus atau filsafat tentang berbagai disiplin seperti filsafat hukum, sejarah , alam, agama, dan lain sebagainya.


BAB III
PENUTUP
3.1.       KESIMPULAN
di seluruh dunia, banyak banyak orang yang menanyakan dengan pertanyaan yang sama dan membangun tradisi filsafat. Oleh karena itu, filsafat bisa diklasifikasikan menurut karya-karya sesama mereka dan menurut daerah geografis maupun budaya.
Meskipun filsafat itu abstrak,bukan berarti ia sama sekali tidak bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari yang konkrit. Kendati tidak memberi petunjuk praktis tentang bagaimana bangunan yang artistik dan elok, filsafat sanggup membantu manusia dengan memberi pemahaman tentang apa itu artistik dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai kehidupan yang diperoleh lewat pemahaman itu akan menjadi patokan utama bagi pelaksanaan pekerjaan pembangunan tersebut. Dengan demikian, filsafat menggiring manusia ke pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas dan terang.
Peristiwa munculnya filsafat di Yunani terbilang sebagai peristiwa unik dana ajaib (The Greek Miracle). Hal ini dipengaruhi banyak faktor yang mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafat di Yunani kuno. Di era ini, khazanah pemikiran filsafat telah membagi menjadi dua zaman, yaitu pra-socrates dan zaman keemasan.
3.2.       SARAN
Dalam berfikir filsafat itu sangat penting, karena keterbatasannya. dengan keterbatasan itulah  filsafat amat berguna bagi kita. Karena keterbatasan filsafat ini tidak hanya berfungsi sebagai penghubung antar disiplin ilmu pengetahuan saja, tetapi juga sebagai pengevaluasi, pengkoreksi, dan lebih menyempurankan bebagai ilmu pengetahuan itu sendiri.
Jadi perlu ditegaskan di dalam berfilsafat ini sangat penting bagi kehidupan kita karena juga untuk melatih kita sebagai manusia yang kritis maupun bijak dalam menghadapi permasalahan dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Maksum, ali. 2011. pengantar filsafat: dari zaman klasik sampai postmodernis. Jakarta: Ar-ruzza Media
Achmadi, asmoro. 2001. filsafat umum. Jakarta: Grafindo persada
Abidin, Zainal. 2000. Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat. Bandung: PT Remaja Rosda karya
Gazalba, Sidi. 2004. Sistematika Filsafat. Jakarta: PT Bulan Bintang
Gie, The Liango. 2004. Pengantar Filsafat. Jilid 1-4 Yogyakarta: Liberty
Kattaff, Lous.O. 1992. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Tiara Wacana
http://www.geogle.co.id/pengantar filsafat = org.mozilla:en-Us:official o client = f




















No comments: