PENGANTAR FILSAFAT
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. LATAR BELAKANG
Setiap makhluk hidup itu memiliki ilmu pengetahuan,
baik manusia.hewan, bahkan malaikat juga memiliki ilmu pengetahuan. Tetapi
pengetahuan yang di miliki manusia bersifat dinamis, terus berkembang dari
zaman ke zakan, karena manusia mempunyai kemampuan mencerna
pengalaman,merenung, merefrensi, menelaah, dan meneliti dalam upaya memahami
lingkungannya. Dalam praktiknya kegiatan ini sering tumpang tindih , seperti
terlihat ketika kita berusaha memecahkan masalah yang kompleks.
Didalam filsafat itu adalah sebagai cikal bakal atau
induk dari ilmu pengetahuan . tetapi tidak hanya itu. Namun, disamping itu
filsafat juga merupakan metode berfikir. Karena inti dari filsafat itu sendiri
adalah berfikir, yakni berfikir yang kritis, rasional, analitis, sistematis, dan radikal. Maka banyak hal yang
di jumpai dan di hadapi manusia yang perlu ditanyakan, diragukan, dan kemudian
dipikirkan.
Filsafat adalah keraguan. Untuk menghilangkan keraguan
diperlukan kejelasan, mengejar kejelasan berarti harus berjuang dengan gigih
mengeliminasi segala sesuatu yang tidak jelas, yang kabur, gelap, bahkan juga
yang serba rahasia dan berupa teka-teki . jelas terlihat bahwa berfilsafat
sesungguhnya merupakan suatu perjuangan untuk mendapatkan kejelasan untuk
seluruh realitas. Karena perjuangan untuk mencari kejelasan seluruh realitas .
karena perjuangan untuk mencari kejelasan tersebut adalah salah satu sifat
dasar filsafat.
I.2. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah sebagai
berikut:
I.2.I. Apa
pengertian dari filsafat?
I.2.2. Apa yang
dimaksud dengan klasifikasi filsafat?
I.2.3. Apa saja
cirri-ciri berfikir filsafat?
I.2.4. Bagimana sejarah
lahirnya sejarah filsafat?
I.2.5. Apa kedudukan
filsafat dalam pengetahuan?
I.2.6. Apa hubungan
filsafat dengan ilmu-ilmu lain?
I.2.7. Dimana munculnya
filsafat?
I.2.8. Apa kegunaan
filsafat itu?
1.3. TUJUAN MASALAH
Tujuan
masalah dalam makalah ini adalah:
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian filsafat
1.3.2. Untuk mengetahui klasifikasi filsafat
1.3.3. Untuk mengetahui cirri-ciri berfikir fisafat
1.3.4. Untuk mengetahui sejarah lahirnya filsafat
1.3.5. Untuk mengetahui kedudukan filsafat dan pengetahuan
1.3.6. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu lain
1.3.7. Untuk mengetahui munculnya filsafat
1.3.8. Untuk mengetahui kegunaan filsafat
BAB II
PEMBAHASAN
2.I. PENGERTIAN FILSAFAT
Kata filsafat atau filsafat dalam bahasa Indonesia
merupakan kata serapan dari bahasa arab, yang juga diambil dari bahasa
yunani,philosopia,. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan
berasal dari kata (philia = persahabatan,cinta, dsb ) dan shopia
(“kebijaksanaan”).sehingga arti hurfiahnya adalah seorang “penanta
kebijaksanaan atau ilmu”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa belanda juga
dikenal di Indonesia.
Bentuk terakhir ini lebih mirip aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang dalam
mendalami bidang filsafah disebut “filsuf” .definisi kata filsafatbisa
dikatakan merupakan sebuah probema falsafati pula. Tetapi palin tidak bias
dikatakan bahwa “ filsfah itu kira-kira
merupakan studi daripada arti dan berlakunya kepercayaan manusia pada
sisi yang paling dasar dan universal” . pengertian dari filsafat yaitu berfikir
secara radikl,sistematik dan universal terhadap segala yang ada dan yang
mungkin ada, dengan kata lain filsafat berarti berfikir secara radikal atau
bias dikatakan mendasar,mendalam sampai keakar-akarnya untuk mencapai suatu
kebenaran universal atau tidak khusus serta tidak parsial.
2.2. KLASIFIKASI FILSAFAT
Klasifikasi adalah suatu hal yang mana sesuatu
tersebut berfungsi untuk memisahkan atau dipilah atau ditempatkan disesuatu
yang sesuai dengan keadaan tersebut.
Diseluruh dunia, banyak orang yang menanyakan
pertanyaan yang sama membangun tradisi filsafat, menanggapi dan meneruskan
banyak karya- karya sesame mereka. Oleh karena itu filsafat bias di
klasifikasikan menurut daerah geografis dan budaya. Pada dewasa ini filsafat
bias dibagi menjadi: “ filsafat barat ”
, “ filsafat timur ” dan “ filsafat timur tengah ” . “ filsafat barat adalah ilmu yang biasa di
pelajari secara akademis di universitas-universitas di eropa dan didaerah
jajahan mereka.” Filsafat ini berkembang dari tradisi orang yunani kuno.
Plato, Aristoteles ,Thomas Aquinas, Rene deskartes, Immanuel kant, george
hegel, Arthur sehopen haver, karl heinrichmark dan jean paul Sartre. “filsafat
timur” adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di asia , khususnya di India,
tiongkok dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah cirri
khas filsafah timur adalah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Meskipun
hal ini kurang lebih juga bisa dikatakan untuk filsafat barat, terutama diabad
pertengahan, tetapi di dunia barat filsafat ’an sich’ masih lebih menonjol dari
pada agama.
“filsafat timur tengah” ini sebenarnya mengambil
tempat yang istimewa . sebab dilihat dari sejarah , para filsuf dan tradisi ini
sebenarnya bisa dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi filsafat barat,
sebab ahli filsuf timur tengah yang
pertama –pertama adalah orang-orang arab atau orang-orang islam (dan juga
beberapa oreang yahudi) yang menaklukkan di daerah laut tengah dan menjumpai
kebudayaan yunani dengan tradisi falsafi mereka. Lalu mereka menerjemahkan dan
memberikan komentar terhadap karya-karya yunani.
Dalam banyak literatur filsafat mutakhir , klasifikasi
tahap sejarah filsafat barat di bagi menjadi empat tahab penting, yaitu
filsafat klasik , abad pertengahan , modern, dan kontemporer.
Pembagian tersebut sekaligus menyempurnakan karya
agungnya Bertrand russell, History of
western philosophy, yang menyatakan tiga tahap penting . sejarah filsafat
barat, yaitu: tahap filsafat kurna , filsafat katolik, dan filsafat modern.
2.3.CIRI-CIRI BERFIKIR FILSAFAT
Berfilsafat adalah berpikir. tetapi berpikir bukan
barfilsafat. Berfikir yang dikatakan berfikir adalah apabila berpikir itu
mengandung 3 ciri-ciri, yaitu berfikir.
1. Radikal
Radikal berasal dari radix (bahas yunani). Bererti
akar. Berfikir radikal, berfikir sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung,
sampai kepada konsekuensinya yang terakhir. Berfikir itu tidak
setengah-setengah tidak berhenti ditengah jalan, tetapi terus sampai ke
ujungnya. Tidak ada yang tahu, tidak ada yang suci , tidak ada yang terlarang
bagi perpikir yang radikal itu .
Berpikir radikal tidak berarti hendak mengubah,
membuang atau menjungkir balikkan segala sesuatu, melainkan dalam arti yang
sebenarnya, yaitu berpikir secara mendalam untuk mencapai akar persoalan yang
di permasalahkan . berpikir radikal justru hendak memperjelas realitas lewat
penemuan serta pemahaman akar-akar relitas itu sendiri.
2. Berpikir Sistematis
Berpikir sistematis adalah berpikir logis, yang
bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan penuh urutan yng
bertanggungjawab dengan saling hubungan
yang teratur..
3. Berpikir Universal
Yang umum, berpikir universal tidak berpikir khusus,
terbatas pada bagian-bagian tertentu, tapi mencakup keseluruhannya, yang
universal adalah yang mengenai keseluruhan. Berfikir tentang manusia tidak
hanya mengenai manusia Indonesia, manusia Afrika, manusia Eropa, tapi manusia
sebagai makhluk. Lawan umum (universal) ialah khusus. Perkara yang khusus masuk
lapangan ilmu.
2.4. SEJARAH LAHIRNYA FILSAFAT
Setiap pemikiran manusia selalu memiliki sejarah
sendiri-sendiri dan biasanya selalu terkait dengan pula kebudayaan yang
melengkapinya.
Bertrand Russell (1946), dalam bukunya History of western philosophy,
menengarai munculnya filsafat di Yunani tersebut akibat kemahiran bangsa yunani
dalam merajut dan menyempurnakanperadaban besar lainnya pada saat itu seperti
mesir dan Mesopotamia.
Peradaban Yunani bisa dikatakan sukses menginspirasi
peradaban lain untuk merebut peran perubahan kearah gerakan pencerahan dan
membangun peradaban yang agung dan luhur. Namun demikian, bila kita telusuri
jejak peradaban yunani tersebut bukan tanpa kendala. Buktinya, pada awal
perkembangannya sebagian orang terus menggugat dan melantarkan pertanyaan
kritis mesti kesannya biasa-biasa saja. Sekitar abad ke 17 SM , di yunani mulai
berkembang suatu pendekatan yang sama sekali berlainan dibanding masa-masa
sebelumnya, yaitu pendekatan filsafat. Sejak saat itulah yang mulai mencari
jawaban rasional tentang berbagai problem yang dihadapi, termasuk neragam
masalah mengenai alam semesta.
Peristiwa munculnya filsafat di Yunani terbilang
sebagai peristiwa unik dan ajaib (the
greek miracle) . hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor yang mendahului dan
seakan-akan mempersiapkan lahirnya filsafat di yunani kuno.
Di era filsafat klasik ini, khazanah pemikiran
filsafat dibagi menjadi dua zaman, yakni : pra-Socrates dan zaman keemasan.
2.5. KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM PENGETAHUAN
Ada
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia dapat dibagi dalam dua jenis. Yang
pertama yang berasal dri manusia sendiri , yang kedua yang berasl dari luar manusia. Jenis pengetahuan kedua
dianggap atau dipercayai berasal dari pencipta manusia dan alam diistalahkan
wahyu .
Al-Kindi menyebut pengetahuan jenis kedua itu
pengetahuan Ilahi, yang dasarnya keyakinan dan jenis pertama, pengetahuan
manusiawi , yang dasarnya pemikiran. Jadi ada jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan manusia dan pengetahuan Tuhan
.
Cara berfikir
filsafat telah mendobrak pintu dan tembok tradisi dan kebiasaan, bahkan telah
menguak Mitos dan Mite serta kemudian
meninggalkan cara berpikir mistis. Pada saat yang sama, filsafat juga telah berhasil mengembangkan cara berpikir
rasional, luas dan mendalam ,teratur dan terang, integral dan kohern, logis,
kritis, dan analitis. Karena itu, ilmu pengetahuanpun semakin bertumbuh subur
dan menjadi dewasa.
Sebagai
ilmu yang terbatas , filsafat tidak hanya menyelidiki suatu bidang tertentu
dari realitas tertentu saja. Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan tentang
seluruh kenyataan yang ada. filsafatpun selalu mempersoalkan Hakikat, prinsip
dan asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat
dipertimbangkannya, termasuk filsafat itu sendiri.
Keterbatasan
filsafat itulah yang amat berguna bagi ilmu pengetahuan. Akan tetapi, dengan
keterbatasannya itu, filsafat sanggup memeriksa, mengevaluasi, mengkoreksi dan
lebih menyempurnakan prinsip-prinsip dan asas-asas yang melandasi berbagai ilmu
pengetahuan itu.
2.6. HUBUNGAN FILKSAFAT DENGAN ILMU-ILMU LAIN
1. Hubungan Filsafat dengan
Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan. Tetapi ada berbagai
pengetahuan, dengan “pengetahuan ilmu” dimaksud pengetahuan yang pasti, eksak dan
betul-betul terorganisasi. Jadi pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan
tersusun baik.
Ada
beberapa macam-macam ilmu:
1. Ilmu praktis
2. Ilmu praktis normatif
3. Ilmu praktis positif
4. Ilmu spekulatif- ideografis
5. Ilmu spekulatif- nomotesis
6. Ilmu spekulatif- teoritis
Hubungan antara ilmu dengan pengetahuan itu
sama-sama mencari pengetahuan dan pengetahuan yang dicari adalah pengetahuan
yang benar.
2. Hubungan Filsafat dengan
Kebudayaan
Kebudayaan adalah cara berpikir dan cara merasa, yang
menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk
kesatuan social dalam suatu ruang dan suatu waktu.
Soal kebudayaan adalah soal manusia. Maju selangkah
lagi dapat kita katakan, bahwa manusialah yang berkebudayaan.
·
Peranan filsafat dalam
aspek-aspek kebudayaan.
Bagaimana posisi dan peranannya terhadap kebudayaan yang
menyeluruh, demikian pola terhadap segi-segi kebudayaan social,ekonomi, politik,
ilmu, teknik dan seni. Selama pemikiran kita terkait oleh fakta-fakta social,
ekonomi, politik hokum, teknik seni dan lain-lain. Kita berada dimedan ilmu.
Tetapi pemikiran kita menjangkau lebih jauh, untuk itu ia melepaskan dari
fakta, kita memasuki lapangan filsafat.
3. Hubungan Filsafat Dan
Agama
Agama adalah Gam , yang berarti pergi atau berjalan.
Kata Agama dalam bahasa Indonesia,
kabur dan kacau pengertiannya. Umumnya ia diekuivalenkan orang dengan religi,
kata religi sebagai istilah ilmu telah tertentu artinya.
Ada 3 religi yang ditemukan pada tiap religi, yaitu:
1. Percaya kepada yang kudus
2. Melakukan hubungan dengan yang kudus, itu dengan Ritus (upacara),
kultus (pemujaan) dan permohonan.
3. Doktrin tentang yang kudus
dan hubungan itu.
Biasanya ada
ciri yang keempat yaitu sikap hidup yang di tumbuhkan oleh ke-3 ciri tersebut.
Apabila yang
kudus itu dipercayaisebagai pribadi, yakni Tuhan (God), maka kata religi dalam bahasa belanda berubah menjadi God sdienst ( kebaktian kepada tuhan ).
Ditengah-tengah
kekaburan dan kekacauan pengrtian Agama baiklah kita identikkan agama itu dengn
religi, sehingga ke-4 ciri tersebut menjadi pertanda pula bagi agama.
2.7. MUNCULNYA FILSAFAT
Filsafat
terutama filsafat barat muncul di yunani semenjak kira-kira abad ke-7 S.M.
filsafat munculketika orang-orang mulai berpikir dan berdiskusi akan keadaan
alam, dunia dan lingkungan disekitar mereka dan tidak menggantungkan diri
kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang
bertanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak didaerah beradap lain kata
itu seperti Babilonia, yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani,
tidak seperti didaerah lainnya tidakada kasta pendeta sehingga secara
intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar
filsuf adalah Thales dan Mileta, sekrang di pesisir barat turki. Tetapi
filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan
Aristoteles. Sokrates adalah Guru Plato, sedangkan Aristoteles adalah murid
Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain
hanylah “komentar-komentar karya plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh
Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat. Sejarah filsafat barat bisa
dibagi menurut pembagian berikut: filsafat klasik, abad pertengahan, modern dan
kontemporer.
Filsafat
abad pertenghan lazim disebut filsafat Skolastik. Belakangan kata skolastik
menjedi istilah bagi ilsafat pada abad 9-15 yang mempunyai corak khusus, yaitu
filsafat yang dipengruhi agama. Filsafat barat abad pertengahan (476-1492 M)
juga dapat dikatakan sebagai abad gelap.
Untuk
mengetahui corak pemikiran filsafat abad pertengahan, perlu dipahami
karakteristik dan cirri khas pemikiran filsafatnya.
Beberapa karakteristikyang perlu dimengerti adalah:
1. Cara berfilsafatnya
dipimpin oleh gereja
2. Berfilsafat didalam
lingkungan ajaran Aristoteles.
3. Berfilsafat dengan
tolongan Augustinus.
Abad
pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya
menggiring manusia kedalam kehidupan atau sistem kepercayaan yang picik dan
fanatic. Dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta. Karena itulah
perkembangan ilmu pengetahuan terhambat.
2.8 KEGUNAAN FILSAFAT
Jan Handrik Rappar
membagi kegunaan filsafat ke dalam dua yakni bagi ilmu pengetahuan dan bagi
kehidupan sehari-hari.
- Ilmu Pengetahuan
Tatkala filsafat lahir dan mulai tumbuh, ilmu
pengetahuan masih merupakan bagian yang tak terpisahkan dari filsafat. Bagi
mereka, ilmu pengetahuan itu adalah filsafat, dan filsafat adalah ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, jelas terlihat bahwa pada mulanya filsafat
mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan.
Cara berfikir filsafat telah mendobrak pintu dan
tembok-tembok tradisi dan kebiasaan, bahkan telah menguak mitos dan mite serta kemudian meninggalkan cara
berfikir mitos. Pesartnya perkembanfgan ilmu pengetahuan tersebut telah membuat
manusia mulai percaya bahwa ilmu pengetahuan benar-benar mahakuasa. Manusia semakin terpaku oleh
pesona ilmu pengetahuan, dan hal itu telah membuat begitu banyak orang
mendewakan ilmu pengetahuan. Bagimereka, ilmu pengetahuan adalah segalanya.
- Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Meskipun filsafat itu abstrak,bukan berarti ia sama
sekali tidak bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari yang konkrit. Kendati
tidak memberi petunjuk praktis tentang bagaimana bangunan yang artistik dan
elok, filsafat sanggup membantu manusia dengan memberi pemahaman tentang apa
itu artistik dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai kehidupan yang
diperoleh lewat pemahaman itu akan menjadi patokan utama bagi pelaksanaan
pekerjaan pembangunan tersebut.
Dengan demikian, filsafat menggiring manusia ke pengertian
yang terang dan pemahaman yang jelas.
- Cabang-Cabang Filsafat
Setiap ahli filsafat mempunyai pembagian filsafat dalam
tiga masalah utama:
a.
lingkungan masalah-masalah keadaan
(metafisika manusia, alam, dan segala ciptaan tuhan).
b.
Lingkungan masalah-masalah
pengetahuan (teori kebenaran, teori pengetahuan dan logika)
c.
Lingkungan masalah-masalah nilai
(teori nilai, etika, estetika, moral, yang bernilai berdasarkan relegi).
DeVos, dalam E.N.S.I.E. (Earste Nederlandse Systematich Ingeriche Encyclopadie),
Menggolongkan cabang-cabang filsafat sebagai berikut.
a.
Metafisika
b.
Logika
c.
Ajaran tentang ilmu pengetahuan
d.
Filsafat alam
e.
dsb
dan masih banyak lagi pembagian lain yang ditawarkan
oleh para filsuf. Akan tetapi, saat ini pada umumnya filsafat dibagi dalam 6
bidang studi atau cabang. Yaitu: Epistimologi, metafisika, logika, etika,
estetika, dan filsafat-filsafat khusus atau filsafat tentang berbagai disiplin
seperti filsafat hukum, sejarah , alam, agama, dan lain sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
di seluruh dunia, banyak banyak orang yang menanyakan
dengan pertanyaan yang sama dan membangun tradisi filsafat. Oleh karena itu, filsafat
bisa diklasifikasikan menurut karya-karya sesama mereka dan menurut daerah
geografis maupun budaya.
Meskipun filsafat itu abstrak,bukan berarti ia sama
sekali tidak bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari yang konkrit. Kendati
tidak memberi petunjuk praktis tentang bagaimana bangunan yang artistik dan
elok, filsafat sanggup membantu manusia dengan memberi pemahaman tentang apa
itu artistik dan elok dalam kearsitekturan sehingga nilai kehidupan yang
diperoleh lewat pemahaman itu akan menjadi patokan utama bagi pelaksanaan
pekerjaan pembangunan tersebut. Dengan demikian, filsafat menggiring manusia ke
pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas dan terang.
Peristiwa munculnya filsafat di Yunani terbilang
sebagai peristiwa unik dana ajaib (The Greek Miracle). Hal ini
dipengaruhi banyak faktor yang mendahului dan seakan-akan mempersiapkan
lahirnya filsafat di Yunani kuno. Di era ini, khazanah pemikiran filsafat telah
membagi menjadi dua zaman, yaitu pra-socrates dan zaman keemasan.
3.2. SARAN
Dalam berfikir filsafat itu sangat penting, karena
keterbatasannya. dengan keterbatasan itulah filsafat amat berguna bagi kita. Karena
keterbatasan filsafat ini tidak hanya berfungsi sebagai penghubung antar
disiplin ilmu pengetahuan saja, tetapi juga sebagai pengevaluasi, pengkoreksi,
dan lebih menyempurankan bebagai ilmu pengetahuan itu sendiri.
Jadi perlu ditegaskan di dalam berfilsafat ini sangat
penting bagi kehidupan kita karena juga untuk melatih kita sebagai manusia yang
kritis maupun bijak dalam menghadapi permasalahan dan lain sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Maksum, ali. 2011. pengantar filsafat: dari zaman klasik sampai
postmodernis. Jakarta:
Ar-ruzza Media
Achmadi, asmoro. 2001. filsafat umum. Jakarta: Grafindo persada
Abidin, Zainal. 2000. Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui
Filsafat. Bandung:
PT Remaja Rosda karya
Gazalba, Sidi. 2004. Sistematika Filsafat. Jakarta: PT Bulan Bintang
Gie, The Liango. 2004. Pengantar Filsafat. Jilid 1-4 Yogyakarta: Liberty
Kattaff, Lous.O. 1992. Pengantar Filsafat. Yogyakarta:
Tiara Wacana
http://www.geogle.co.id/pengantar
filsafat = org.mozilla:en-Us:official o client = f
No comments:
Post a Comment